Salah satu orang yang berhasil masuk daftar orang terkaya di negara Indonesia selama beberapa tahun adalah Sukanto Tanoto. Walaupun sebelumnya hidup dalam kemiskinan, kini beliau sudah berhasil meraih kesuksesannya sebagai seorang pebisnis berkat perjuangan dan sifat pantang menyerahnya. Sukanto Tanoto sendiri memiliki nama lain Tan Kang Hoo. Beliau dilahirkan pada 25 Desember 1949, dan dilahirkan di daerah Belawan Sumatra Utara.
Sukanto Tanoto merupakan pemimpin dari grup konglomerasi the Royal Golden Eagle International (RGEI), dulu bernama Raja Garuda Mas, dan memiliki total kekayaan sejumlah 2,8 Miliar Dollar US. Tentunya dengan jumlah kekayaan tersebut, beliau berhasil menduduki 10 besar orang terkaya di negara Indonesia. Bahkan di tahun 2017, Sukanto Tanoto menduduki no. 30 orang terkaya di negara Indonesia versi Forbes.
the Royal Golden Eagle International (RGEI) atau PT Raja Garuda Mas yang dipimpin oleh beliau sendiri memiliki basis atau kedudukan di negara Singapura, dan memiliki usaha di berbagai sektor. Contoh sektor usaha yang digeluti oleh the Royal Golden Eagle International (RGEI) yaitu kelapa sawit dan kertas, karena itulah maka beliau sering mendapat julukan Raja kelapa sawit dan kertas.
Sukanto Tanoto sendiri juga memiliki investasi yang tidak sedikit tidak hanya di negara Indonesia, melainkan juga di berbagai negara lainnya, mencapai hingga kurang lebih 10 negara berbeda dari seluruh dunia.
Ternyata beliau memiliki sifat yang mirip dengan sosok ibunya yang keras dan juga tegas. Beliau menyebutkan bahwa ibunya sering menghukumnya dengan menggunakan rotan, itu digunakan untuk mengajarkan Sukanto Tanoto kedisiplinan ketika usianya kecil.
Sebelumnya beliau memiliki cita-cita untuk menjadi dokter, dan itu mungkin saja terjadi apabila Sukanto Tanoto memutuskan untuk mengambil kuliah jurusan kedokteran, tetapi kehidupan ternyata memiliki cerita yang lain bagi beliau. Keputusan beliau untuk menjadi dokter berubah ketika pada usia 18 tahun, di mana ayah beliau (Amin Tanoto) terserang sakit stroke, dan karena itulah beliau sebagai sulung dari 7 bersaudara pun mengambil alih tanggung jawab dari pencari nafkah keluarga. Pada saat itu, beliau meneruskan usaha orang tuanya yang berjualan bensin, peralatan mobil dan juga minyak. Tentunya beliau dapat meneruskan pekerjaan itu tanpa kesulitan karena sudah terbiasa saat sudah pulang sekolah, dia sudah terbiasa dalam membantu orang tuanya, tentunya sembari membaca buku pelajaran agar tidak tertinggal ilmu yang diajarkan di sekolahnya. Namun, justru karena itulah, maka Sukanto Tanoto memiliki keterampilan dalam bisnis yang semakin tajam terasah, dan beliau juga belajar untuk tak menyerah dan menerima kenyataan sepahit apapun itu kenyataan yang ada, namun tidak pasrah saja, melainkan juga mencari solusi untuk menyelesaikannya.
Seiring waktu, beliau pun memutuskan untuk meneruskan ke kota besar, dan beliau pindah dari daerah Belawan ke daerah Medan, yang memiliki penduduk lebih banyak serta lebih menjanjikan tentunya untuk menjalankan sebuah bisnis. Di Medan, beliau berjualan onderdil mobil, seiring waktu pun usahanya berkembang dan berubah menjadi General Contractor and Supplier.
Beliau juga pandai membaca peluang, salah satunya adalah usahanya di bidang kayu, yang memiliki nama CV Karya Pelita, yang beliau dirikan tahun 1972, di mana pada saat itu, merupakan usaha perusahan kayu pertama yang ada, dan tentu saja meraih kesuksesan besar, karena pada saat itu kayu-kayu masih banyak yang diimpor. Kayu lapis produksi perusahaan tersebut yang memiliki nama Polyplex juga sampai dengan pasar mancanegara.
Sekian artikel tentang biografi Sukanto Tanoto, semoga bermanfaat.