Apalah arti sebuah komunitas tanpa adanya sebuah kegiatan yang riel, dan komunitas blogger Gresik melakukan itu. Yah…walaupun hanya sekedar berwisata melepas kepenatan di hari ahad kemarin, rombongan ini pun menyusuri pantura untuk menuju Wisata Bahari Lamongan (WBL), rekonstruksi dari Wisata Tanjung Kodok tempo dulu. Kelima orang yang mengaku blogger Gresik, Peyek, pi’i, edo, rowlind, dan saya sendiri, dengan pasangannya masing-masing sejak awal berangkat sudah menetapkan tujuan acara kongkow-kongkow kali ini, yaitu selain sebagai ajang rekreasi, perjalanan ini juga dimaksudkan untuk membuat perbandingan perkembangan dunia pariwisata gresik dengan tetangga dekatnya, Lamongan.
Walaupun agak sedikit terganggu akibat keluhan sang ketua, cak peyek yang ngrasa ngga fit kondisinya akibat kerja rodi terlalu keras di di tempat kerja beliau. Namun dengan semangat empat-lima tetap memilih berangkat mendampingi kami. Walaupun akhirnya janji pertempuran dayung pun terpaksa harus dibatalkan. It’s okey, the show must go on.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam, sampailah kita dengan selamat di lokasi wisata. Dengan tiket masuk 47 rb per orang, pintu gerbang lokasi pun berhasil kami lewati dengan aman. Dan hal pertama yang menarik perhatian kami semua adalah food court. Dengan tatanannya yang bersih dan comfort, cukup untuk menggugah selera kami semua agar bersegera mengisi perut, sebagai persiapan sebelum hunting di lokasi wisata berarea cukup luas ini.
Dengan berbasis wisata bahari, cukup banyak aktivitas dan sarana olah raga air yang dapat kita nikmati disini. Mulai dayung, kano, banana boat, renang, dan voli pantai dan masih banyak yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Kita juga dapat menjumpai miniatur keajaiban dunia semacam Candi Borobudur, Tembok China, Menara Pisa, Kastil Neuschwanstein, Taj Mahal, Golden Gate, dan Mercusuar Macquarie. Hebohnya lagi, pihak pengelola juga mengusung budaya asing untuk disuguhkan kepada pengunjung disini, semacam rodeo ala cowboy di negerinya Barack Obama.
Akhirul kata, acara kali ini ditutup dengan kunjungan ke Maharani goa and zoo, sebuah lokasi tepat di depan WBL yang masih dalam satu induk manajemen. Aneh juga membaca ada kata goa disitu, sebuah perpaduan kata dalam bahasa indonesia dan inggis. Kenapa kok ngga di pake kata cave? hanya tuhan pengelola WBL yang tahu, hehehe. Di Maharani, selain beraneka ragam satwa, kita dapat melihat sebuah pemandangan yang eksotik dari sebuah goa, dengan slataktit dan stalakmit, serta bermacam-macam jenis batu-batuan, hasil proses alam bertahun-tahun yang lalu.
Sebagai perbandingan, dengan melihat struktur lokasi, sebenarnya Gresik juga memiliki sebuah obyek wisata yang mirip dengan WBL, yaitu Pantai Delegan yang terletak di daerah sedayu. Tinggal ada ngganya will dari pemda dan masyarakat Gresik untuk dapat mengeksplorasi lebih jauh potensi wisata tersebut. Hingga dapat berguna bagi masyarakat banyak, terutama untuk menggerakkan roda perekonomian di Gresik yang selama ini hanya dikenal sebagai kawasan polusi belaka akibat bejibunnya industri yang tumbuh berkembang di kawasan kota santri ini. Dan tidaklah mengherankan bila anda pernah mendengar slogan berbunyi “Masyarakat Gresik ibarat lalat yang tinggal di onggokan sampah”.
Ok….itu dulu report dari aktivitas Blogger Gresik, tunggu kabar dari kami selanjutnya, dan tetap stay tune di sini….