Profil Theodore Rachmat untuk Pembelajaran – Semua orang tentunya mau ingin menjadi kaya, namun tidak sedikit yang hanya bermimpi tanpa melaksanakannya, lain halnya dengan Theodore Rachmat. Bagi Anda yang ingin meraih peluang kesuksesan dan menjadi kaya, Anda dapat mencoba membaca profilnya sekarang ini, dan dapat dijadikan sebagai teladan hidup dalam semangatnya untuk sukses. Tentunya, sama dengan orang terkaya di Indonesia versi Forbes lainnya, perjuangan dari Theodore Rachmat tidaklah sebentar, melainkan butuh perjuangan yang panjang dan harus pantang menyerah. Tentunya, karena semangatnya dan perjuangannya, kini bahkan hasil yang didapatkan oleh beliau melebihi apa yang dicita-citakan oleh beliau semasa mudanya. Beliau memiliki julukan atau nama panggilan T.P. Rachmat dan kadang juga dipanggil dengan nama Teddy Rachmat. Beliau adalah keponakan William Soeryadjaya, oleh karena itu beliau dipercayakan untuk memegang dan memimpin cabang perusahaan yang banyak dimilikinya. Dari kepercayaan tersebutlah, Theodore Rachmat menemukan titik start perjalanan karirnya, hingga sekarang masuk daftar Forbes orang paling kaya di negara Indonesia, dan namanya pun sangat melambung tinggi di tengah masyarakat.
Beliau merupakan almamater dari kampus ITB (Institut Teknologi Bandung), dan mengambil jurusan teknik, oleh karena itu beliau memegang gelar S1 Teknik Mesin, dan gelar tersebut beliau dapatkan di tahun 1968. Tentunya, walaupun pak Theodore Rachmat adalah keponakan pengusaha yang terkenal, tetapi dia bukan hanya mengandalkan koneksi tersebut, melainkan beliau juga merupakan seseorang yang ingin berusaha sendiri, selain itu beliau juga sangat rajin mempelajari sesuatu yang baru.
Sekarang kita akan membahas sepak terjang perjuangan bisnis beliau. Pertama kalinya, beliau mencoba mendirikan perusahaan yang diberi nama PT. Porta Nigra, di mana ini adalah perusahaan yang bergerak pada bidang konstruksi, dan perusahaan tersebut dibangun tahun 1970, perusahaan tersebut dibangun bekerjasama dengan kakak kandung beliau. Selain bekerja sebagai pegawai pada perusahaan milik pamannya, Theodore Rachmat juga magang di perusahaan Gevehe B, mencoba untuk mandiri. Selain itu, beliau juga sudah pernah bekerja pada perusahaan Allis Chalmers Astra, dan bekerja sebagai salesman, jadi bukan langsung jabatan manajer. Namun, karena kemampuannya yang hebat, maka dia pun diangkat ke jabatan direktur PT Astra Honda Motor. Karirnya semakin menanjak dengan ditopang oleh Grup Astra, bahkan di tahun 1984 Theodore Rachmat sukses menjadi presiden direktur perusahaan Astra Internasional. Beliau sudah pernah vakum kurang lebih selamat 2 tahun, dan akhirnya setelah itu beliau kembali memimpin grup Astra. Dan perjalanan karir beliau berikutnya yaitu memimpin anak perusahaan pamannya, karena beliau sudah dipercaya oleh pamannya berkat kepiawaiannya. Seiring waktu, beliau juga ikut masuk dalam dunia investasi saham, dan menginvestkan uangnya untuk membeli saham dari PT Windu Tri Nusantara, karena prospek perusahaan ini dilihat oleh beliau sangatlah cerah untuk ke depannya. Tahun 1979, beliau start dengan membangun perusahaan induk yang baru yang diberi nama PT Tripel A Jaya. Perusahaan tersebut semakin berkembang dan juga memiliki anak perusahaan baru, PT Trikirana Investindo Prima. Tentunya, semua kesuksesan itu didapat juga karena metode manajemen yang diarahkan oleh beliau. Perusahaan-perusahaan tersebut pun berkembang sangat pesat di negara Indonesia. Oleh karena itulah, beliau pun berhasil masuk dalam daftar orang paling kaya se-Indonesia. Sekian artikel tentang profil Theodore Rachmat, semoga bermanfaat.